ANALISIS AUDIENS DAN
PEMILIHAN MEDIUM PESAN
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Kelompok: II
Nama NPM
Asnawi
Nasution 1204300075
David
Syukur Sijabat 1204300030
Husni
Amri 1204300053
Nanang
Rahmad 1204300054
Wagimin 1204300022
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGRIBISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2014-2015
2014-2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Masyarakat Indonesia sejak dulu
sudah dikenal sangat heterogen dalam berbagai aspek, seperti adanya keberagaman
suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat dan sebagainya. Perkembangan dunia
yang sangat pesat saat ini dengan mobilitas dan dinamika yang sangat tinggi
telah menyebabkan dunia menuju ke arah globalisasi yang hampir tidak memiliki
batas-batas sebagai akibat dari perkembangan teknologi modern.
Komunikasi
berasal dari bahasa Latin, yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya dengan,
atau bersama dengan, dan kata units, sebuah kata bilangan yang berarti satu.
Dua kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa Inggris
disebut dengan communion yang berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan gabungan,
pergaulan atau hubungan. Karena untuk bercommunio diperlukan adanya usaha dan
kerja, maka kata itu dibuat kata kerja communicate yang berarti membagi sesuatu
dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang,
memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran,
berhubungan, berteman. Jadi komunikasi berarti pemberitahuan, pembicaraan,
percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.
Berkomunikasi
merupakan suatu kebutuhan yang fundamental bagi seseorang yang hidup bermasyarakat,
tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa
masyarakat, maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi. Manusia
adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia
selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup
berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Komunikasi
adalah suatu proses hubungan antara satu orang dengan orang lain atau kelompok
atau sebaliknya, yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan
membangun hubungan antar sesama melalui pertukaran informasi yang dapat
berpengaruh terhadap sikap atau tingkah laku orang lain. Komunikasi
massa adalah proses penyampaian informasi, ide dan sikap kepada banyak orang
(biasanya dengan menggunakan mesin atau media yang diklasifikasikan ke dalam
media massa, seperti radio siaran, televisi siaran, surat kabar, majalah dan
film).
1.2. Rumusan Masalah
Dari
latar belakang masalah yang penulis uraikan, ada beberapa permasalahan yang
penulis dapatkan dalam konteknya dengan judul “Analisis Audiens Dan Pemilihan
Medium Besar”. Rumusan permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan Pentingnya Menganalisis
Audiens dalam Berkomunikasi Yang Efektif ?
2. Menjelaskan Peran Media dalam
Berkomunikasi ?
1.3. Tujuan Penulis
1. Untuk mengetahui pentingnya
menganalisis audiens dalam berkomunikasi yang efektif.
2. Untuk mengetahui peran media dalam
berkomunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pentingnya Menganalisis Audiens Dalam Berkomunikasi Yang
Efektif
Bila suatu komunikasi telah memiliki maksud
dan tujuan yang jelas, langkah berikutnya adalah memperhatikan audiens yang
akan dihadapi. Siapa mereka, bagaimana pemahaman/pengetahuan mereka, latar belakang
usia, pendidikan, jenis kelamin mereka, bagaimana minat mereka, dan apa yang
ingin mereka ketahui? jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut,
merupakan informasi yang sangat berharga, yang akan mempengaruhi cakupan materi
yang diberikan pada audiens, dan cara mengatasi
audiens:
1.
Cara Mengembangkan Profil Audiens
Mengembangkan suatu profil audiens boleh
dikatakan gampang-gampang susah. Gampang, jika lawan berkomunikasi adalah
seseorang yang sudah dikenal dengan baik. Penentuan profil audiens dalam hal
ini tidak akan mengalami kesulitan, karena yang menjadi audiens adalah
orang-orang yang sudah dikenal dengan baik. Akan tetapi, semuanya akan menjadi
sulit jika yang menjadi audiens adalah orang-orang yang sama sekali belum
dikenal, komunikator tidak pernah mendengar nama mereka, dan tidak pernah
bertatap muka dengan mereka. Dalam kasus ini, komunikator perlu melakukan
investigasi untuk mengantisipasi reaksi mereka.
a. Menentukan Ukuran
dan Komposisi Audiens
Audiens dalam jumlah besar tentu saja akan
menunjukkan perilaku yang berbeda dengan audiens yang berjumlah sedikit,
sehingga untuk menghadapinya diperlukan teknik komunikasi yang berbeda pula.
Bentuk dan format penulisan materi yang akan
disampaikan juga ditentukan oleh jumlah audiens. Untuk audiens yang jumlahnya
kecil, materi dapat dikemas dalam suatu laporan sederhana kemudian
dipresentasikan atau dibagikan kepada mereka. Tetapi, untuk audiens yang
jumlahnya besar, materi sebaiknya dikernas dalam suatu makalah atau laporan
dengan gaya pengorganisasian dan format penulisan yang lebih formal.
b. Siapa Audiens-nya
Bila audiens yang dituju lebih dari satu
orang, komunikator perlu mengidentifikasi siapa di antara mereka yang memegang
posisi kunci/posisi paling penting. Biasanya orang yang mernegang posisi kunci
(penting) adalah mereka yang memiliki status organisasional tinggi. Namun bisa
jadi seseorang yang posisinya rendah, karena kelebihannya dalam satu atau dua
bidang tertentu, memegang posisi kunci dalam materi yang disampaikan.
c. Reaksi Audiens
Setelah mengetahui siapa yang akan menjadi
audiens, pedu diketahui (diantisipasi) reaksi yang mungkin dimunculkan oleh
audiens tersebut. Jika kornposisi audiens adalah orang-orang yang tidak suka
berdebat atau kurang kritis, presentasi sebaiknya disajikan langsung pada
bagian kesimpulan dan saran-saran, karena jika diajak berdiskusi, reaksi mereka
diduga kurang positif.
d. Tingkat Pemahaman
Audiens
Ketika menyampaikan pesan-pesan, latar
belakang audiens seperti tingkat pendidikan, usia, dan pengalaman juga perlu
diperhatikan. Jika komunikator dan audiens memiliki latar belakang yang jauh
berbeda, perlu diputuskan terlebih dahulu seberapa jauh audiens tersebut harus
dididik. Secara umum, usahakan agar Anda tidak terlalu menggurui. Kalau
terkesan menggurui, audiens cenderung merasa jenuh, bosan, dan kurang tertarik
pada pesan yang disampaikan.
e. Hubungan Komunikator
dengan Audiens
Jika komunikator adalah orang yang belum
dikenal oleh audiens, maka audiens harus dapat diyakinkan sebelurn penyampaian
suatu pesan dilakukan. Komunikator dengan penampilan yang meyakinkan, akan
membuat audiens termotivasi untuk mendengarkan dan menyimak pembicaraannya,
sehingga pesan dapat tersampaikan dengan baik.
Struktur pesan-pesan yang akan disampaikan,
dan nada suara komunikator saat menyarnpaikan pesan, dapat menunjukkan tingkat
hubungan komunikator dengan audiens. Nada suara (intonasi) saat berbicara
dengan orang yang sudah dikenal tentu berbeda dengan saat berbicara dengan
orang yang baru dikenal.
2.
Cara Memuaskan Kebutuhan Akan Informasi Audiens
Kunci komunikasi yang efektif adalah dengan
menentukan kebutuhan informasi audiens, dan selanjutnya berusaha memenuhi
kebutuhan tersebut. Ada lima tahap yang diperlukan untuk mernenuhi kebutuhan
audiens, yaitu:
a. Temukan/Cari Apa
yang Diinginkan Oleh Audiens
Untuk dapat mernenuhi kebutuhan informasi
audiens, maka komunikator harus dapat menernukan apa yang ingin mereka ketahui
dan segera memberikan informasi yang diminta. jangan ditunda-tunda.
b. Antisipasi Terhadap
Pertanyaan yang Tak Diungkapkan
Setelah memberikan informasi yang diinginkan,
berikan tarnbahan informasi yang mungkin sangat mernbantu, meskipun informasi
tersebut secara khusus tidak diminta oleh audiens.
c.
Berikan Semua Informasi yang Diperlukan
Usahakan semua informasi penting yang diminta
oleh audiens tidak ada yang terlewatkan. Dengan kata lain, informasi-informasi
penting telah tercakup dalam pesan yang diberikan. Lakukan pengecekan terlebih
dahulu sebelurn pesan disampaikan kepada audiens. Hal ini untuk menjaga agar
apa yang diminta audiens benar-benar sesuai dengan yang Anda kirimkan.
d.
Yakinkan Bahwa Informasinya adalah Akurat
Informasi yang disampaikan kepada audiens
hendaklah informasi yang benar-benar akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Jangan memberikan informasi yang salah kepada audiens Anda. Kalau
secara tidak sengaja atau terjadi kekhilafan dalam menyampaikan informasi,
komunikator harus sesegera mungkin membetulkannya dan mohon maaf atas
kekhilafan yang dilakukan.
e.
Tekankan Ide-ide yang Paling Menarik Bagi
Audiens
Cobalah untuk menemukan poin penting sangat
yang menarik bagi para audiens. Selanjutnya, berikan perhatian khusus atau
perhatian ang lebih kepada poin penting tersebut. Apabila hal tersebut dapat
dilakukan dengan baik, berarti komunikator telah berhasil memberikan suatu
kepuasan yang tak terhingga. kepala audiens-nya.
3. Cara Memuaskan Kebutuhan Motivasional Audiens
Beberapa jenis pesan-pesan bertujuan
memotivasi audiens untuk mengubah perilaku mereka. Tetapi, pemberian motivasi
ini seringkali mengalami hambatan/ kendala. Hal ini disebabkan oleh adanya
kecenderungan dari audiens untuk tidak mengubah sesuatu yang ada dengan hal
yang baru.
Bagaimana mengatasi kendala itu? Salah satu caranya adalah dengan mengatur
pesan-pesan sedemikian rupa, sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima
audiens dengan. mudah.
Pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan
memberikan argumentasi yang bersifat rasional. Contoh, jika seorang pemohon
pinjaman harus mengurangi jumlah pinjaman yang telah ada sebelum menambah pinjaman
baru yang lebih besar, komunikator dapat menggunakan argumentasi sebab akibat
untuk menjelaskan bahwa penambahan jumlah pinjaman akan sangat berbahaya bagi
kepercayaan yang telah diberikan sekarang ini.
2.2. Peran Media Dalam
Komunikasi
Peranan media dalam komunikasi
sangat penting dalam menyampaikan informasi yang akan disampaikan kepada publik
atau massa, dengan pemilihan media yang tepat akan lebih mudah mereflekskan
pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak / massa sebagai sasaran informasi,
sehingga pengaruh yang diinginkan bisa tercapai.
Media adalah alat atau sarana yang
digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada penerima pesan atau
massa atau khalayak. Akan tetapi, media yang dimaksud dalam tulisan ini adalah
media yang digolongkan atas empat macam, yaitu media antarpribadi, media
kelompok, media public dan media massa.
1. Media Antarpribadi
Untuk
hubungan perorangan (antarpribadi), media yang tepat digunakan adalah kurir
(utusan), surat dan telepon. Kurir banyak digunakan oleh orang-orang dahulu
kala untuk menyampaikan pesan. Di daerah-daearh pedalaman pemakaian kurir
sebagai saluran komunikasi masih ias ditemukan, misalnya melalui orang yang
berkunjung ke pasar pada hari-hari tertentu, sopir yang dititipi pesan, pedagang
antar iasl/ desa dan sebagainya.
Surat
adalah media komunikasi antarpribadi yang makin banyak digunakan, terutama
dengan makin meningkatnya sarana pos serta makin banyaknya penduduk yang dapat
menulis dan membaca. Surat dapat menampung pesan-pesan yang sifatnya pribadi,
tertutup dan tak terbatas oleh waktu dan ruang.
Telepon
juga merupakan media komunikasi antarpribadi. Penggunaan telepon genggam
semakin marak di kalangan anggota masyarakat mulai dari kalangan birokrat,
pengusaha, ibu-ibu, mahasiswa, pelajar, sopir, petani dan lain-lain. Ini jadi
pertanda bahwa pemakaian telepon tidak lagi dimaksudkan sebagai symbol
prestise, melainkan lebih banyak digunakan untuk kepentingan bisnis, kantor,
organisasi dan urusan keluarga atau iasl lainnya.
2. Media Kelompok
Dalam
aktivitas komunikasi yang melibatkan khalayak lebih dari 15 orang, maka media
komunikasi yang banyak digunakan adalah
media kelompok, misalnya rapat, seminar dan konferensi. Rapat biasanya
digunakan untuk membicarakan hal-hal penting yang dihadapi oleh suatu
organisasi.
Seminar
adalah media komunikasi kelompok yang biasa dihadiri oleh khalayak tidak lebih
dari 150 orang, tujuannya adalah membicarakan suatu masalah dengan menampilkan
pembicara, kemudian meminta pendapat atau tanggapan dari peserta seminar yang
biasanya dari kalangan pakar sebagai nara sumber dan pemerhati dalam bidang
itu.
Konferensi
adalah media komunikasi kelompok yang biasanya dihadiri oleh anggota dan
pengurus dari organisasi tertentu. Ada juga orang dari luar organisasi, tapi
biasanya dalam status sebagai peninjau. Materi yang dibahas umumnya berkisar
masalah internal dan eksternal organisasi. Pertemuan seperti ini biasa
digunakan istilah kongres atau muktamar oleh organisasi yang mempunyai massa
banyak.
Media
kelompok masih banyak ditemukan dalam masyarakat dengan memakai banyak nama, antara lain organisasi
remaja atau pemuda, kumpulan pengajian, arisan dan organisasi iasl lainnya.
3. Media Iasl
Kalau
khalayak sudah lebih dari 200-an orang, maka media komunikasi yang digunakan
biasanya disebut media iasl, misalnya rapat akbar, dan semacamnya. Dalam rapat
akbar, khalayak berasal dari berbagai macam bentuk, namun masih mempunyai
homogenitas, misalnya kesamaan partai, kesamaan agama, kesamaan iasl dan lain-lain.
Dalam
rapat akbar (public media) khalayak melihat langsung pembicara yang tampil di
atas podium atau ditempat tertentu, bahkan biasanya sesudah mereka berbicara,
mereka turut berjabat tangan dengan para pendengar sehingga terjalin keakraban
diantara mereka, meskipun kadangkala pembicara tidak dapat mengidentifikasi
satu persatu pendengarnya.
4. Media Massa
Jika
khalayak terbesar tanpa diketahui dimana mereka berada, maka biasanya digunakan
media massa.
Media
massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada
khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti
surat kabar, film, radio, iasle dan lainnya.
Karakteristik media massa ialah
sebagai berikut :
a. Bersifat melembaga,
artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari
pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian pesan.
b. Bersifat satu arah,
artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara
pengirim dan penerima. Kalau terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya
memerlukan waktu dan tertunda.
c. Meluas dan serempak, artinya
dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan.
Bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima
oleh banyak orang pada saat yang sama.
d. Memakai peralatan
teknis atau mekanis, seperti radio, iasle, surat kabar dan semacamnya
e. Bersifat terbuka,
artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja, dimana saja, kapan saja, tanpa
mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Komunikasi adalah suatu proses
hubungan antara satu orang dengan orang lain atau kelompok atau sebaliknya,
yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan
antar sesama melalui pertukaran informasi yang dapat berpengaruh terhadap sikap
atau tingkah laku orang lain.
Media
adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari
komunikator kepada penerima pesan atau massa atau khalayak, media yang dimaksud
adalah media antarpribadi, media kelompok, media public dan media massa.
Peranan
media dalam komunikasi sangat penting dalam menyampaikan informasi yang akan
disampaikan kepada publik atau massa, dengan pemilihan media yang tepat akan
lebih mudah mereflekskan pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak / massa
sebagai sasaran informasi, sehingga pengaruh yang diinginkan bisa tercapai.
3.2. Saran
Semoga makalah ini berguna bagi orang lain, dan
dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat pada makalah ini. Dan
dapat juga menjadi referensi bagi pambaca yang membutuhkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Endang
Lestari G, dan MA.Maliki, Komunikasi
yang Efektif, Modul Diklat Prajabatan Golongan III, Lembaga Administrasi
Negara, Jakarta, edisi revisi tahun 2009.
Hafied
Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi,
edisi revisi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009.
Zayardin
Adin. 2011. Perencanaan Pesan-Pesan Bisnis. Diakses melalui http://zayardinadin.blogspot.com/2011/02/perencanaan-pesan-pesan-bisnis.html. Pada Tanggal 22 September 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar