Jumat, 17 Oktober 2014

ANALISIS AUDIENS DAN PEMILIHAN MEDIUM PESAN



ANALISIS AUDIENS DAN PEMILIHAN MEDIUM PESAN
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Kelompok: II
                   Nama                                                                                              NPM
                   Asnawi Nasution                                                                           1204300075
                   David Syukur Sijabat                                                                   1204300030
                   Husni Amri                                                                                    1204300053
                   Nanang Rahmad                                                                           1204300054
                   Wagimin                                                                                        1204300022
 







FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGRIBISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2014-2015







BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
            Masyarakat Indonesia sejak dulu sudah dikenal sangat heterogen dalam berbagai aspek, seperti adanya keberagaman suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat dan sebagainya. Perkembangan dunia yang sangat pesat saat ini dengan mobilitas dan dinamika yang sangat tinggi telah menyebabkan dunia menuju ke arah globalisasi yang hampir tidak memiliki batas-batas sebagai akibat dari perkembangan teknologi modern.
            Komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata units, sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan communion yang berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan gabungan, pergaulan atau hubungan. Karena untuk bercommunio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata itu dibuat kata kerja communicate yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Jadi komunikasi berarti pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.   
            Berkomunikasi merupakan suatu kebutuhan yang fundamental bagi seseorang yang hidup bermasyarakat, tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat, maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
            Komunikasi adalah suatu proses hubungan antara satu orang dengan orang lain atau kelompok atau sebaliknya, yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama melalui pertukaran informasi yang dapat berpengaruh terhadap sikap atau tingkah laku orang lain. Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi, ide dan sikap kepada banyak orang (biasanya dengan menggunakan mesin atau media yang diklasifikasikan ke dalam media massa, seperti radio siaran, televisi siaran, surat kabar, majalah dan film).

1.2. Rumusan Masalah
            Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, ada beberapa permasalahan yang penulis dapatkan dalam konteknya dengan judul “Analisis Audiens Dan Pemilihan Medium Besar”. Rumusan permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Menjelaskan Pentingnya Menganalisis Audiens dalam Berkomunikasi Yang Efektif ?
2.      Menjelaskan Peran Media dalam Berkomunikasi ?
1.3. Tujuan Penulis
1.      Untuk mengetahui pentingnya menganalisis audiens dalam berkomunikasi yang efektif.
2.      Untuk mengetahui peran media dalam berkomunikasi.


















BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pentingnya Menganalisis Audiens Dalam Berkomunikasi Yang Efektif
            Bila suatu komunikasi telah memiliki maksud dan tujuan yang jelas, langkah berikutnya adalah memperhatikan audiens yang akan dihadapi. Siapa mereka, bagaimana pemahaman/pengetahuan mereka, latar belakang usia, pendidikan, jenis kelamin mereka, bagaimana minat mereka, dan apa yang ingin mereka ketahui? jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut, merupakan informasi yang sangat berharga, yang akan mempengaruhi cakupan materi yang diberikan pada audiens, dan cara mengatasi audiens:
1.      Cara Mengembangkan Profil Audiens
            Mengembangkan suatu profil audiens boleh dikatakan gampang-gampang susah. Gampang, jika lawan berkomunikasi adalah seseorang yang sudah dikenal dengan baik. Penentuan profil audiens dalam hal ini tidak akan mengalami kesulitan, karena yang menjadi audiens adalah orang-orang yang sudah dikenal dengan baik. Akan tetapi, semuanya akan menjadi sulit jika yang menjadi audiens adalah orang-orang yang sama sekali belum dikenal, komunikator tidak pernah mendengar nama mereka, dan tidak pernah bertatap muka dengan mereka. Dalam kasus ini, komunikator perlu melakukan investigasi untuk mengantisipasi reaksi mereka.
a.       Menentukan Ukuran dan Komposisi Audiens
            Audiens dalam jumlah besar tentu saja akan menunjukkan perilaku yang berbeda dengan audiens yang berjumlah sedikit, sehingga untuk menghadapinya diperlukan teknik komunikasi yang berbeda pula.
            Bentuk dan format penulisan materi yang akan disampaikan juga ditentukan oleh jumlah audiens. Untuk audiens yang jumlahnya kecil, materi dapat dikemas dalam suatu laporan sederhana kemudian dipresentasikan atau dibagikan kepada mereka. Tetapi, untuk audiens yang jumlahnya besar, materi sebaiknya dikernas dalam suatu makalah atau laporan dengan gaya pengorganisasian dan format penulisan yang lebih formal.


b.      Siapa Audiens-nya
            Bila audiens yang dituju lebih dari satu orang, komunikator perlu mengidentifikasi siapa di antara mereka yang memegang posisi kunci/posisi paling penting. Biasanya orang yang mernegang posisi kunci (penting) adalah mereka yang memiliki status organisasional tinggi. Namun bisa jadi seseorang yang posisinya rendah, karena kelebihannya dalam satu atau dua bidang tertentu, memegang posisi kunci dalam materi yang disampaikan.
c.       Reaksi Audiens
            Setelah mengetahui siapa yang akan menjadi audiens, pedu diketahui (diantisipasi) reaksi yang mungkin dimunculkan oleh audiens tersebut. Jika kornposisi audiens adalah orang-orang yang tidak suka berdebat atau kurang kritis, presentasi sebaiknya disajikan langsung pada bagian kesimpulan dan saran-saran, karena jika diajak berdiskusi, reaksi mereka diduga kurang positif. 
d.      Tingkat Pemahaman Audiens
            Ketika menyampaikan pesan-pesan, latar belakang audiens seperti tingkat pendidikan, usia, dan pengalaman juga perlu diperhatikan. Jika komunikator dan audiens memiliki latar belakang yang jauh berbeda, perlu diputuskan terlebih dahulu seberapa jauh audiens tersebut harus dididik. Secara umum, usahakan agar Anda tidak terlalu menggurui. Kalau terkesan menggurui, audiens cenderung merasa jenuh, bosan, dan kurang tertarik pada pesan yang disampaikan.
e.       Hubungan Komunikator dengan Audiens
            Jika komunikator adalah orang yang belum dikenal oleh audiens, maka audiens harus dapat diyakinkan sebelurn penyampaian suatu pesan dilakukan. Komunikator dengan penampilan yang meyakinkan, akan membuat audiens termotivasi untuk mendengarkan dan menyimak pembicaraannya, sehingga pesan dapat tersampaikan dengan baik.
            Struktur pesan-pesan yang akan disampaikan, dan nada suara komunikator saat menyarnpaikan pesan, dapat menunjukkan tingkat hubungan komunikator dengan audiens. Nada suara (intonasi) saat berbicara dengan orang yang sudah dikenal tentu berbeda dengan saat berbicara dengan orang yang baru dikenal.

2.      Cara Memuaskan Kebutuhan Akan Informasi Audiens
Kunci komunikasi yang efektif adalah dengan menentukan kebutuhan informasi audiens, dan selanjutnya berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. Ada lima tahap yang diperlukan untuk mernenuhi kebutuhan audiens, yaitu:
a.       Temukan/Cari Apa yang Diinginkan Oleh Audiens
            Untuk dapat mernenuhi kebutuhan informasi audiens, maka komunikator harus dapat menernukan apa yang ingin mereka ketahui dan segera memberikan informasi yang diminta. jangan ditunda-tunda.
b.      Antisipasi Terhadap Pertanyaan yang Tak Diungkapkan
            Setelah memberikan informasi yang diinginkan, berikan tarnbahan informasi yang mungkin sangat mernbantu, meskipun informasi tersebut secara khusus tidak diminta oleh audiens.
c.       Berikan Semua Informasi yang Diperlukan
            Usahakan semua informasi penting yang diminta oleh audiens tidak ada yang terlewatkan. Dengan kata lain, informasi-informasi penting telah tercakup dalam pesan yang diberikan. Lakukan pengecekan terlebih dahulu sebelurn pesan disampaikan kepada audiens. Hal ini untuk menjaga agar apa yang diminta audiens benar-benar sesuai dengan yang Anda kirimkan.
d.      Yakinkan Bahwa Informasinya adalah Akurat
            Informasi yang disampaikan kepada audiens hendaklah informasi yang benar-benar akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jangan memberikan informasi yang salah kepada audiens Anda. Kalau secara tidak sengaja atau terjadi kekhilafan dalam menyampaikan informasi, komunikator harus sesegera mungkin membetulkannya dan mohon maaf atas kekhilafan yang dilakukan.
e.       Tekankan Ide-ide yang Paling Menarik Bagi Audiens
            Cobalah untuk menemukan poin penting sangat yang menarik bagi para audiens. Selanjutnya, berikan perhatian khusus atau perhatian ang lebih kepada poin penting tersebut. Apabila hal tersebut dapat dilakukan dengan baik, berarti komunikator telah berhasil memberikan suatu kepuasan yang tak terhingga. kepala audiens-nya.
3.      Cara Memuaskan Kebutuhan Motivasional Audiens
            Beberapa jenis pesan-pesan bertujuan memotivasi audiens untuk mengubah perilaku mereka. Tetapi, pemberian motivasi ini seringkali mengalami hambatan/ kendala. Hal ini disebabkan oleh adanya kecenderungan dari audiens untuk tidak mengubah sesuatu yang ada dengan hal yang baru.
            Bagaimana mengatasi kendala itu? Salah satu caranya adalah dengan mengatur pesan-pesan sedemikian rupa, sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima audiens dengan. mudah.
            Pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan argumentasi yang bersifat rasional. Contoh, jika seorang pemohon pinjaman harus mengurangi jumlah pinjaman yang telah ada sebelum menambah pinjaman baru yang lebih besar, komunikator dapat menggunakan argumentasi sebab akibat untuk menjelaskan bahwa penambahan jumlah pinjaman akan sangat berbahaya bagi kepercayaan yang telah diberikan sekarang ini.
2.2. Peran Media Dalam Komunikasi
            Peranan media dalam komunikasi sangat penting dalam menyampaikan informasi yang akan disampaikan kepada publik atau massa, dengan pemilihan media yang tepat akan lebih mudah mereflekskan pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak / massa sebagai sasaran informasi, sehingga pengaruh yang diinginkan bisa tercapai.
            Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada penerima pesan atau massa atau khalayak. Akan tetapi, media yang dimaksud dalam tulisan ini adalah media yang digolongkan atas empat macam, yaitu media antarpribadi, media kelompok, media public dan media massa.
1.    Media Antarpribadi
            Untuk hubungan perorangan (antarpribadi), media yang tepat digunakan adalah kurir (utusan), surat dan telepon. Kurir banyak digunakan oleh orang-orang dahulu kala untuk menyampaikan pesan. Di daerah-daearh pedalaman pemakaian kurir sebagai saluran komunikasi masih ias ditemukan, misalnya melalui orang yang berkunjung ke pasar pada hari-hari tertentu, sopir yang dititipi pesan, pedagang antar iasl/ desa dan sebagainya.
            Surat adalah media komunikasi antarpribadi yang makin banyak digunakan, terutama dengan makin meningkatnya sarana pos serta makin banyaknya penduduk yang dapat menulis dan membaca. Surat dapat menampung pesan-pesan yang sifatnya pribadi, tertutup dan tak terbatas oleh waktu dan ruang.
            Telepon juga merupakan media komunikasi antarpribadi. Penggunaan telepon genggam semakin marak di kalangan anggota masyarakat mulai dari kalangan birokrat, pengusaha, ibu-ibu, mahasiswa, pelajar, sopir, petani dan lain-lain. Ini jadi pertanda bahwa pemakaian telepon tidak lagi dimaksudkan sebagai symbol prestise, melainkan lebih banyak digunakan untuk kepentingan bisnis, kantor, organisasi dan urusan keluarga atau iasl lainnya.
2.    Media Kelompok
            Dalam aktivitas komunikasi yang melibatkan khalayak lebih dari 15 orang, maka media komunikasi yang banyak digunakan adalah  media kelompok, misalnya rapat, seminar dan konferensi. Rapat biasanya digunakan untuk membicarakan hal-hal penting yang dihadapi oleh suatu organisasi.
            Seminar adalah media komunikasi kelompok yang biasa dihadiri oleh khalayak tidak lebih dari 150 orang, tujuannya adalah membicarakan suatu masalah dengan menampilkan pembicara, kemudian meminta pendapat atau tanggapan dari peserta seminar yang biasanya dari kalangan pakar sebagai nara sumber dan pemerhati dalam bidang itu.
            Konferensi adalah media komunikasi kelompok yang biasanya dihadiri oleh anggota dan pengurus dari organisasi tertentu. Ada juga orang dari luar organisasi, tapi biasanya dalam status sebagai peninjau. Materi yang dibahas umumnya berkisar masalah internal dan eksternal organisasi. Pertemuan seperti ini biasa digunakan istilah kongres atau muktamar oleh organisasi yang mempunyai massa banyak.
            Media kelompok masih banyak ditemukan dalam masyarakat dengan  memakai banyak nama, antara lain organisasi remaja atau pemuda, kumpulan pengajian, arisan dan organisasi iasl lainnya.

3.    Media Iasl
            Kalau khalayak sudah lebih dari 200-an orang, maka media komunikasi yang digunakan biasanya disebut media iasl, misalnya rapat akbar, dan semacamnya. Dalam rapat akbar, khalayak berasal dari berbagai macam bentuk, namun masih mempunyai homogenitas, misalnya kesamaan partai, kesamaan agama, kesamaan iasl dan lain-lain.
            Dalam rapat akbar (public media) khalayak melihat langsung pembicara yang tampil di atas podium atau ditempat tertentu, bahkan biasanya sesudah mereka berbicara, mereka turut berjabat tangan dengan para pendengar sehingga terjalin keakraban diantara mereka, meskipun kadangkala pembicara tidak dapat mengidentifikasi satu persatu pendengarnya.
4.    Media Massa
            Jika khalayak terbesar tanpa diketahui dimana mereka berada, maka biasanya digunakan media massa.
            Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, iasle dan lainnya.
Karakteristik media massa ialah sebagai berikut :
a.   Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian pesan.
b.   Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda.
c. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama.
d.   Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, iasle, surat kabar dan semacamnya
e.   Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja, dimana saja, kapan saja, tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
            Komunikasi adalah suatu proses hubungan antara satu orang dengan orang lain atau kelompok atau sebaliknya, yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama melalui pertukaran informasi yang dapat berpengaruh terhadap sikap atau tingkah laku orang lain.
            Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada penerima pesan atau massa atau khalayak, media yang dimaksud adalah media antarpribadi, media kelompok, media public dan media massa.
            Peranan media dalam komunikasi sangat penting dalam menyampaikan informasi yang akan disampaikan kepada publik atau massa, dengan pemilihan media yang tepat akan lebih mudah mereflekskan pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak / massa sebagai sasaran informasi, sehingga pengaruh yang diinginkan bisa tercapai.
3.2. Saran
            Semoga makalah ini berguna bagi orang lain, dan dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat pada makalah ini. Dan dapat juga menjadi referensi bagi pambaca yang membutuhkan.









DAFTAR PUSTAKA
Endang Lestari G, dan MA.Maliki, Komunikasi yang Efektif, Modul Diklat Prajabatan Golongan III, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta, edisi revisi tahun 2009.
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, edisi revisi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009.
Zayardin Adin. 2011. Perencanaan Pesan-Pesan Bisnis. Diakses melalui http://zayardinadin.blogspot.com/2011/02/perencanaan-pesan-pesan-bisnis.html. Pada Tanggal 22 September 2014.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar